Kamis, 28 September 2017

Standart Cost



Standart Cost, merupakan harga pokok yang ditentukan dimuka (Scientifically Predetermined Costs), yang merupakan jumlah biaya seharusnya untuk membuat satuan produk atau biaya proses produksi tertentu dibawah asumsi-asumsi tertentu. Standart cost ini menunjukkan berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Jika biaya yang seharusnya lebih besar dari pada biaya yang sebenarnya, maka terjadi selisih (variance) yang menguntungkan atau juga sebaliknya. Selisih juga harus dapat ditelusuri (tracebility). Standart cost berlaku pada saat kondisi ekonomi, efisiensi dan lainnya tertentu saja, artinya jika melewati periode tertentu ternyata terjadi perubahan kondisi ekonomi, maka standart costnya perlu direvisi.
Pada prinsipnya standart per product terdiri dari:

Bagan komponen standar cost

Petunjuk dalam menyeting standar costing
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan setting standart costing, diantaranya:
1. standar harus di setting untuk masa yang akan datang atau masa depan
2. standar harus lebih dari sekedar suatu proyeksi masa lalu
3. data lampau harus dapat disesuaikan dan dimodifikasi dalam kaitannya dengan
> berubahnya pola ekonomi (ekonomi pattern)
> berubahnya karakteristik penawaran dan permintaan (Demand and Supply)
> Berubahnya teknologi
4. Data lampau mungkin saja menyimpang sehingga terjadi inefisiensi, maka sewajarnya data harus dapat dikoreksi.
5. Standar harus merefleksikan operasional kedepan yang efisien.
6. Gunakan standar Praktis (ketat tapi dapat dicapai) dan bukannya standar ideal.

Standar bahan baku langsung (Direct Material Standard)
Dalam bill of material, ada hal-hal yang perlu diperhatikan didalam menentukan Standar Quantity Bahan Baku Langsung yang tertera di BOM, antara lain sebagai berikut:
1. Standar Normal Bahan Sisa (normal waste) atau normal inefisiensi.
2. Standar Produksi cacat / NG (spoilage)
3. Standar Bahan Susut (Shringkage)
4. Standar Penguapan (Evaporation)
5. Standar  Kualitas Bahan (Quality)
6. Proses Ulang (Rework)

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan standar bahan baku langsung antara lain;
1. Sebaiknya merefleksikan harga final, setelah biaya delivery dan harga net setelah diskon
2. standar harga sebaiknya merefleksikan;
> Grade atau spesifikasi tertentu
> Dibeli dengan memiliki ukuran tertentu
> Diangkut dengan jenis angkutan tertentu
> Yang dibayarkan dengan syarat pembayaran tertentu

Untuk harga standar dalam menghitung  direct material adalah sebagai berikut;

Formula:

Direct Material = Qty Repquirement x Standar Price
Qty Requirement (mengcover NG) = Std Qty Per Parent x Start Factor
Start Factor = 1 pcs Good / (1- %NG)

Sedangkan mengestimasi harga material standar bisa di historical, harga yang berlaku sekarang, yang juga dipengaruhi oleh hal-hal diluar kemampuan perusahaan seperti inflasi, kebijakan pemerintah, perubahan valuta dan lainnya.

Standar Tenaga Kerja Langsung
Standar Direct Labor per produk adalah standar time / cycle time per produk dikalikan dengan rate standar direct labor dikalikan juga dengan qty requirement untuk mengcover std reject rate. sedangkan standar upah tenaga kerja langsung merupakan direct labir compensation per tahun dibagi dengan standar normal capacity per tahun.

Formulanya:
 Standar Direct Labor per Product = Std Cycle Time x Std Direct Labor Wage Rate x Qty Requirement

Standar Direct Labor Rate = (Direct Labor Cost per Tahun (Budgeted)) / (Std Normal Capacity per Tahun)

Standar kapasitas yang digunakan terhantung dari karakteristik tiap-tiap work center, bahwa work center ada yang machine pace maupun labor pace. Machine Pace dimana jam kerja tergantung dari jam kerja mesin, sedangkan Labor Pace tergantung dari jam kerja Tenaga kerja langsung.

Standar Biaya Pabrik (Factory Overhead Standard)
didalam penentuan rate overhead, terdiri beberapa metode antara lain:
1. Unit produksi (Production unit base) dimana taksiran biaya overhead per unitnya adalah taksiran biaya overhead dibagi dengan jumlah taksiran unit produksi.
2. Persentase biaya bahan baku langsung (Material Cost Base), dimana taksiran biaya overhead per unitnya adalah taksiran overhead dibagi dengan taksiran biaya bahan baku langsung.
3. Persentase biaya tenaga kerja langsung (Direct Labor Cost Base) dimana taksiran biaya overhead per unitnya adalah taksiran biaya overhead dibagi dengan tenaga kerja langsung.
4. Persentase bahan baku alngsung dan tenaga kerja langsung, merupakan kombinasi dari kedua diatas
5. Jam tenaga kerja langsung (Direct labor hours base), atau yang sering disebut juga dnegan labor pace /  labor intensive, dimana tarif per jam adalah taksiran biaya overhead dibagi dengan taksiran jam tenaga kerja langsung.
6. Jam Mesin (Machine hours base), atau yang sering disebut juga dengan machine pace, dimana tarif per jamnya adalah taksiran biaya overhead dibagi dengan taksiran jam kerja mesin.

Didalamnya perusahaan yang memilliki banyak jenis proses/cost center yang berbeda beda basenya, bisa melakukan kombinasi diantara basis-basis diatas. Biaya Overhead pabrik atas pembagian tau pengelompokan biaya, maka standard costnya terdirid ari beberapa tarif (rate)
1. Standar biaya tetap langsung pabrik (standar fixed direct factory overhead)
2. Standar biaya tetap tak langsung pabrik (standar fixed indirect factory overhead)
3. Standar biaya variabel langsung pabrik (Standar variable direct factory overhead)
4. Standar biaya variabel tak langsung pabrik (Standar variabel indirect factory overhead)
5. Standar biaya langsung ke produk (Standar direct cost to product

Formula untuk menghitung standart cost FOH:

Standar FOH per product = std cycle time x std FOH rate x qty requirement (mengcover reject)

Standar direct labor rate = (FOH cost per tahun (budgeted)) / (Std normal capacity per tahun)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar