Sabtu, 29 Juli 2017

Jurnal Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak pertambahan nilai merupakan pajak tidak langsung yang berarti proses pembebanan pajaknya akan membentuk rantai sampai dengan konsumen akhir. Setiap pengusaha kena pajak wajib memungut PPN kepada setiap yang membeli produknya, aka tetapi pengusaha tersebut juga dapat mengkreditkan PPN nya dari faktur pajak ketika ia membeli barang.



Akuntansi mencatat PPN ini menjadi empat aktivitas
1. Ketika membeli barang
2. Ketika menjual barang
3. Ketika akhir bulan berjalan
4. Ketika utang PPN dibayarkan

Misal.
PT QWE membeli inventory seharga 100.000 belum termasuk PPN
1. Jurnal ketika membeli barang
Dr. Inventory                                 100.000
Dr. PPN masukan                            10.000
       Cr. Kas/ Bank/ Utang                            110.000

PT QWE menjual inventory dengan harga 150.000 belum termasuk PPN
2. Jurnal ketika menjual
Dr. Kas                                         165.000
      Cr. Penjualan                                          150.000
      Cr. PPN Keluaran                                    15.000        

3. Pada akhir bulan berjalan
Dr. PPN Keluaran                            15.000
      Cr. PPN masukan                                     10.000
      Cr. Utang PPN bulan xxx                            5.000

4. Pada saat pembayaran PPN
 Dr. Utang PPN bulan xxx                   5.000
       Cr. Kas/Bank                                             5.000

Demikian perlakuan akuntansi untuk Pajak Pertambahan Nilai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar